Smart
city merupakan pengembangan, penerapan, dan implementasi teknologi yang
diterapkan untuk suatu wilayah. Smart city juga mampu memberikan dampak positif
bagai berbagai aspek baik pemerintahan, kehidupan sosial, transportasi, dengan
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
Perbedaan
anatara Smart City dan Intelligence adalah
Smart City mampu menyerap atau menganalisa informasi
dengan baik dan cepat sebagai hasil dari pembelajaran. Dalam hal ini smart city
lebih mengedepankan pemecahan masalah dengan menggunakan teknologi informasi
yang ada saat ini. Intelligence City
dimana lebih ditekankan pada improvisasi dan ide-ide kreatif. Ketika semua
informasi yang telah di dapat dapat diolah dengan sendirinya tanpa harus
menunggu perintah untuk menyelesaikannya.
Dengan
adanya Smart City memberikan manfaat seperti:
•
Memperbaiki permasalahan di masyarakat
•
Meningkatkan layanan publik
•
Menciptakan pemerintahan yang lebih baik
•
Mencerdaskan masyarakat
•
Mengelola potensi kota dan potensi SDM
Terdapat
6 jenis pembagian Smartcity:
1. Smart
Economy
Smart
Economy ditujukan untuk membuat inovasi dan kemampuan daya saing yang berguna
untuk mencapai peningkatan ekonomi wilayah tersebut.
2. Smart
Living
Pada
Smart Living terdapat syarat, kriteria, dan tujuan untuk proses pengelolaan
kualitas hidup dan budaya yang lebih baik dan pintar. Untuk mewujudkan smart
living, terdapat tiga buah subbagian yang harus dipenuhi. Ketiga sub bagian
tersebut adalah Education Facilities, Touristic Atractivity, dan ICT
Infrastructure.
3. Smart
People
Dengan
adanya smart people, diharapkan dapat tercipta komunitas masyarakat yang smart.
Hal ini ditujukan agar adanya partisipasi masyarakat yang smart sehingga mampu
mengetahui manfaat dan mengelola serta mengembangkan smart city.
4. Smart
Governance
Smart
Governance merupakan bagian pada smart city yang mengkhususkan pada tata kelola
pemerintahan. Adanya kerja sama antara pemerintah dan masyarakat ini diharapkan dapat
mewujudkan tata kelola dan jalannya pemerintahan yang bersih, jujur, adil, dan
berdemokrasi serta kualitas dan kuantitas layanan publik yang lebih baik.
5. Smart Mobility
Smart
Mobility merupakan bagian pada smart city yang mengkhususkan pada transportasi
dan mobilitas masyarakat.Sistem smart yang berbasiskan teknologi informasi
untuk mengatur transportasi, traffic, dan pariwisata.
6. Smart
Environment
Smart
Environment merupakan bagian pada smart city yangn mengkhususkan kepada
bagaimana menciptakan lingkungan. Untuk mewujudkan Smart Environment, perlu
adanya beragam terapan aplikasi dan komputer (termasuk juga jaringan wireless
dan jaringan berbasis Cloud Computing), kecerdasan buatan,parallel computing,
dan beragam teknologi lainnya yang terkait dengan pengelolaan lingkungan hidup
dan manusia itu sendiri.
Terdapat
6 point penting dari Smart City, yaitu:
1. Pengembangan
dan pemanfaatan arsitektur jaringan komputer.
2. Keterbukaan
informasi serta simulasi ekonomi dan keilmuan.
3. Pengembangan
inovasi dan kreaktifitas masyarakat.
4. Simulasi
terhadap sisi enterprise dan kewirausahaan.
5. Tatanan
pemerintahan yang lebih partisipatif dan demokrasi,
6. Keseimbangan
aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi.
Selain
itu, terdapat pula 6 buah karakteristik
dari Aplikasi Berbasis Smart City yaitu:
1. Sensible dengan melakukan sensor
yaitu WSN, GIS.
2. Connectable yaitu sensor
terhubung ke aplikasi dan pengguna melalui jaringan komputer.
3. Ubiquitous yaitu dapat diakses
kapanpun dan dimanapun yang bersifat mobile.
4. Sociable yaitu terhubung satu
sama lain seperti social media dan social network.
5. Shareable yaitu berbagi
informasi ke jejaring.
6. Visible/Augmented yaitu
informasi diakses secara fisik seperti augmented reality.
Menurut Prof Suhono
STEI ITB, terdapat 6 leverl penerapan Smart City yaitu:
1. Level
0 yaitu msh kota biasa, ada potensi menjadi Smart City.
2. Level
1 yaitu mulai menjadi Smart City serta tersedia internet secara menyeluruh.
3. Level
2 yaitu setiap kota saling terhubung menggunakan jaringan MAN (Metropolitan
Area Network).
4. Level
3 yaitu open information dan open data (bertukar informasi dan data) antar kota
secara online.
5. Level
4 yaitu tiap kota memiliki informasi penting tersendiri dan nilai penting di
dalamnya.
6. Level
5 yaitu integrasi yang baik antar kota seperti kombinasi level 2,3,4.
Terdapat
Implementasi Smart City di dunia seperti:
A. Kawasan
Amerika
a)
San Francisco
Kota
pertama di dunia yang menerapkan prinsip Smart City. Pemerintah merangkul
perusahaan untuk membantu mengelola dan mengembangkan aplikasi berbasis Smart
City, seperti E-learning, E-Health, E-Commerce. Smart Environment di San
Fransisco berhasil menekan 80% dengan memanfaatkan teknologi informasi, sebagaimana
Smart City itu sendiri.
b)
New York
Salah
satu kota terbesar di benua Amerika, New York telah mampu menjadi model sebagai
Smart City. Selain di dukung oleh sumber daya manusia yang sebagian besar
mendalami bidang IT, investor, perusahaan
serta masyarakat New York itu sendiri, maka penerapan Smart City di kota
ini berjalan dengan sangat baik. Salah satu contoh smart screen yang
memanfaatkan sarana telepon umum yang sudah tidak terpakai lagi untuk interaksi
dengan masyarakat.
c)
Santiago
Bentuk
implementasi Smart City di Santiago antara lain smart eco foendly city,
transportasi umum ramah lingkungan memanfaatkan energy listrik, penyediaan
public charging untuk mobil dan taxi di seluruh kota,penerapan home automation
system (untuk optimalisasi energy dan mengurangi pemanfaatan bahan bakar
fosil), serta pemanfaatan Smart Grid.
d) Seattle
Salah
satu kota di kawasan Washington Amerika Serikat yang telah menerapkan Smart
City dengan baik. Dukungan pemerintah dalam hal beralih ke Green Technology
maka selain hemat biaya, juga ramah lingkungan. Selain itu dalam hal tenaga
kerja dan bangunan Seattle menggunakan rekrutasi pegawai secara online sehingga
menekan jumlah konsumsi kertas. Seattle menerapkan banyak aplikasi dan layanan
berbasis mobile untuk Smart City di kotanya ini.
B. Kawasan
di Eropa
a) Berlin
Salah
satu kota terbesar di benua Eropa sekaligus ibukota dari Negara Jerman. Berlin
menerapkan teknologi V2G (Vehicle To Grid). Teknologi inimampu menciptakan
virtual power plan dari kendaraan listrik di seluruh kota. Selain itu
dilakukkkan peningkatan kualitas hidup, inovasi, green ness, melalui
pemanfaatan sejumlah teknologi informasi saat ini.
b)
Paris
Kota
Paris termasuk salah satu kota besar di benua Eropa yang menerapkan Smart City
dengan baik di beberapa bidang kehidupan. Salah satunya di bidang pemerintahan
dengan adanya penyelenggaraan pemerintahan secara digital (E-Government)dan
tata kelola pemerintahan secara digital (E-Governance). Dengan menyediakan
informasi pemerintahan melalui website (komputer dan mobile), dimana masyarakat
turut aktif di dalam pemberian saran, usulan, dan partisipasi aktif.
c) Barcelona
Barcelona
menjadi satu kota terpadat di dunia, hal ini menimbulkan permasalahan sosial
yang umum dihadapi oleh kota-kota lainnya. Barcelona menerapkan smart city ke
dalam solusi cerdas untuk pengurangan emisi karbon, pemanfaatan teknologi ramah
lingkungan, pemanfaatan energy dari sinar matahari, implementasi EV (Electric
Vehicle),penyediaan infrastruktur untuk charging public, serta pembuatan living
lab untuk smart city innovation.
d) Copenhagen
Ambisi
kota ini salah satunya adalah menciptakan kondisi kota yang ramah lingkungan,
di mana tingkat emisi karbon mencapai 0% di tahun 2025, memanfaatkan revolusi
Green Technology yang banyak memberi manfaat. Dengan adanya Green Technology,
Intelligence Street Lighting, serta pemanfaatan solar panel untuk energy public,
menjadikan Copenhagen mampu menjadi salah satu Smart City di kawasan Eropa.
C. Di
Kawasan Australia
a) Melbourne
Melbourne
mengimplementasikan Smart City pada banyak bidang kehidupan. Beberapa bidang
kehidupan tersebut antara lain mencakup bidang tata kelola pemerintahan
(E-Governance), lingkunngan hidup, kualitas hidup masyarakat. Pemanfaatan smart
grid, sensor pendeteksi pulusi udara dan tingkat ambang kesehatan. Hal lainnya
adalah pengadaan smart system pada layanan publik.
b) Sydney
Penerapan
Smart City di Sydney adalah Smart Grid, yang mampu mengurangi jumlah polusi
karbon sehingga tercipta teknologi ramah lingkungan dan hemat sumber daya
energy. Hal lainnya adalah penyediaan akses internet di seluruh kota,
implementasi Internet of Things/Machine To Machine (IOT)/(M2M)di dalam layanan
publik, sarana transportasi ramah lingkungan, penyediaan teknologi Wireless
Sensor Network(WSN) di penjuru kota untuk memantau polusi udara dan limbah
melalui node sensor dan koneksi internet.
c) Canberra
Beberapa
informasi mengenai implementasi Smart City di kota Canberra. Antara lain berupa
Smart Grid untuk menciptakan teknologi yang ramah lingkungan, pemakaian tenaga
matahari untuk sumber daya energy, penyediaan sarana transportasi ramah
lingkungan,penyediaan charger publik untuk pengisian daya, koneksi internet
menjangkau seluruh kota, penyajian informasi secara aplikatif dan mobile dan
lain-lain.
D. Di
Indonesia
1. Jakarta
Sebagai
ibukota dari Negara Republik Indonesia, Jakarta tak mau kalah dengan kota-kota
lain yang ada di Indonesia. Implementasi smart city yang ada di Jakarta antara
lain E-Government, pengambilan keputusan melibatkan masyarakat secara digital,
dan sejumlah layanan berbasis online. Ini juga di dukung oleh penataan kota
yang lebih baik dan penyediaan akses internet di sejumlah ruang public.
2. Bandung
Kota
bandung merupakan ibukota dari provinsi jawa barat dan salah satu kota terbesar
di Indonesia. Kota bandung merupakan salah satu pelopor Smart City. Yang
menjadi poin utama penerapan smart city di kota bandung antara lain adalah di
bidang transportasi, navigasi, pembelajaran, parker, rumah, pengawasan, energy
dan system peringatan dini terhadap bencana. Sejumlah produk berupa aplikasi
untuk smart city yang juga banyak dirilis oleh programmer bandung. Bandung juga
memiliki sejumlah kegiatan yang berhubungan dengan green computing, cloud
computing dan smart city. Kegiatan tersebut diadakan oleh pemerintah kota
bandung, institusi pendidikan dan sejumlah perusahaan.
3. Surabaya
Kota
Surabaya merupakan ibukota dari provinsi Jawa Timur. Kota Surabaya menerapkan
smart city di tiga bidang, yaituy Smart Governance, Smart Living dan Smart
Environment. Contohnya adalah adanya sistem peringatan dini terhadap adanya
bencana alam, sistem pengelolaan sampah dan pemantauan volume pembuangan sampah
berbasis teknologi, sistem administrasi perijinan berbasiskan teknologi dan
online untuk meningkatkan mutu layanan public, system monitoring di area publik
untuk meningkatkan keamanan lingkungan dan pemantauan lingkungan non stop. Kota
Surabaya memperoleh penghargaan untuk ketiga bidang penerapan smart city pada
ajang Smart City Award 2011.
Untuk
mewujudkan Smart City, Dibutuhkan Teknologi pendukung Smart City seperti:
a. Cloud
Computing yaitu IAAS, PAAS, SAAS seperti
Public,Private,Community, Hybrid seperti Cluster, Grid, Smart Grid.
b. Control
yaitu Machine to Machine/Internet of Things (M2M/IOT).
c. Monitoring
yaitu Wireless Sensor Network (WSN).
d. Authentication
yaitu Security Network : Client Server, Peer to Peer (P2P), Cloud.
e. Sensing
yaitu Wireless Sensor Network (WSN), GIS (Geographic Information System),
Inteligence Transport System (ITS).
Untuk
sistem keamanan nya, keamanan Smart City meliputi 3 hal,yaitu:
a. Sistem
(system) yaitu perangkat keras (kompuer server, router, gateway,hotspot),
perangkat lunak (sistem operasi, aplikasi, plugin).
b. Kebijakan
(policy, standarisasi) yaitu ISO 27001, Cloud Security Alliance,COBIT, ITIL
(Information Technology Infrastructure Library), Multi Tenancy.
c. Pengguna
(user) yaitu aturan ditaati, peduli (aware), pergantian password berkala,
social engineering.
Source:
Pratama, I Putu Agus Eka . Smart
City beserta Cloud Computing dan Teknologi-Teknologi Pendukung Lainnya . 2014 .
Bandung : Informatika.