Senin, 26 Januari 2015

Smart City - Pemrograman dan Teknologi Integratif

Smart City
Smart city merupakan pengembangan, penerapan, dan implementasi teknologi yang diterapkan untuk suatu wilayah. Smart city juga mampu memberikan dampak positif bagai berbagai aspek baik pemerintahan, kehidupan sosial, transportasi, dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
Perbedaan anatara Smart City dan Intelligence adalah  Smart City  mampu menyerap atau menganalisa informasi dengan baik dan cepat sebagai hasil dari pembelajaran. Dalam hal ini smart city lebih mengedepankan pemecahan masalah dengan menggunakan teknologi informasi yang ada saat ini. Intelligence City dimana lebih ditekankan pada improvisasi dan ide-ide kreatif. Ketika semua informasi yang telah di dapat dapat diolah dengan sendirinya tanpa harus menunggu perintah untuk menyelesaikannya.
Dengan adanya Smart City memberikan manfaat seperti:
• Memperbaiki permasalahan di masyarakat
• Meningkatkan layanan publik
• Menciptakan pemerintahan yang lebih baik
• Mencerdaskan masyarakat
• Mengelola potensi kota dan potensi SDM

Terdapat 6  jenis pembagian Smartcity:
1.      Smart Economy
Smart Economy ditujukan untuk membuat inovasi dan kemampuan daya saing yang berguna untuk mencapai peningkatan ekonomi wilayah tersebut.
2.      Smart Living
Pada Smart Living terdapat syarat, kriteria, dan tujuan untuk proses pengelolaan kualitas hidup dan budaya yang lebih baik dan pintar. Untuk mewujudkan smart living, terdapat tiga buah subbagian yang harus dipenuhi. Ketiga sub bagian tersebut adalah Education Facilities, Touristic Atractivity, dan ICT Infrastructure.
3.      Smart People
Dengan adanya smart people, diharapkan dapat tercipta komunitas masyarakat yang smart. Hal ini ditujukan agar adanya partisipasi masyarakat yang smart sehingga mampu mengetahui manfaat dan mengelola serta mengembangkan smart city.
4.      Smart Governance
Smart Governance merupakan bagian pada smart city yang mengkhususkan pada tata kelola pemerintahan. Adanya kerja sama antara pemerintah  dan masyarakat ini diharapkan dapat mewujudkan tata kelola dan jalannya pemerintahan yang bersih, jujur, adil, dan berdemokrasi serta kualitas dan kuantitas layanan publik yang lebih baik.
5.       Smart Mobility
Smart Mobility merupakan bagian pada smart city yang mengkhususkan pada transportasi dan mobilitas masyarakat.Sistem smart yang berbasiskan teknologi informasi untuk mengatur transportasi, traffic, dan pariwisata.
6.      Smart Environment
Smart Environment merupakan bagian pada smart city yangn mengkhususkan kepada bagaimana menciptakan lingkungan. Untuk mewujudkan Smart Environment, perlu adanya beragam terapan aplikasi dan komputer (termasuk juga jaringan wireless dan jaringan berbasis Cloud Computing), kecerdasan buatan,parallel computing, dan beragam teknologi lainnya yang terkait dengan pengelolaan lingkungan hidup dan manusia itu sendiri.
Terdapat 6 point penting dari Smart City, yaitu:
1. Pengembangan dan pemanfaatan arsitektur jaringan komputer.
2. Keterbukaan informasi serta simulasi ekonomi dan keilmuan.
3. Pengembangan inovasi dan kreaktifitas masyarakat.
4. Simulasi terhadap sisi enterprise dan kewirausahaan.
5. Tatanan pemerintahan yang lebih partisipatif dan demokrasi,
6. Keseimbangan aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi.

Selain itu, terdapat pula 6 buah karakteristik  dari Aplikasi Berbasis Smart City yaitu:
1. Sensible dengan melakukan sensor yaitu WSN, GIS.
2. Connectable yaitu sensor terhubung ke aplikasi dan pengguna melalui jaringan komputer.
3. Ubiquitous yaitu dapat diakses kapanpun dan dimanapun yang bersifat mobile.
4. Sociable yaitu terhubung satu sama lain seperti social media dan social network.
5. Shareable yaitu berbagi informasi ke jejaring.
6. Visible/Augmented yaitu informasi diakses secara fisik seperti augmented reality.

Menurut Prof Suhono STEI ITB, terdapat 6 leverl penerapan Smart City yaitu:
1.      Level 0 yaitu msh kota biasa, ada potensi menjadi Smart City.
2.      Level 1 yaitu mulai menjadi Smart City serta tersedia internet secara menyeluruh.
3.      Level 2 yaitu setiap kota saling terhubung menggunakan jaringan MAN (Metropolitan Area Network).
4.      Level 3 yaitu open information dan open data (bertukar informasi dan data) antar kota secara online.
5.      Level 4 yaitu tiap kota memiliki informasi penting tersendiri dan nilai penting di dalamnya.
6.      Level 5 yaitu integrasi yang baik antar kota seperti kombinasi level 2,3,4.

Terdapat Implementasi Smart City di dunia seperti:
A.    Kawasan Amerika
a)        San Francisco
Kota pertama di dunia yang menerapkan prinsip Smart City. Pemerintah merangkul perusahaan untuk membantu mengelola dan mengembangkan aplikasi berbasis Smart City, seperti E-learning, E-Health, E-Commerce. Smart Environment di San Fransisco berhasil menekan 80% dengan memanfaatkan teknologi informasi, sebagaimana Smart City itu sendiri.
b)        New York
Salah satu kota terbesar di benua Amerika, New York telah mampu menjadi model sebagai Smart City. Selain di dukung oleh sumber daya manusia yang sebagian besar mendalami bidang IT, investor, perusahaan  serta masyarakat New York itu sendiri, maka penerapan Smart City di kota ini berjalan dengan sangat baik. Salah satu contoh smart screen yang memanfaatkan sarana telepon umum yang sudah tidak terpakai lagi untuk interaksi dengan masyarakat.
c)        Santiago
Bentuk implementasi Smart City di Santiago antara lain smart eco foendly city, transportasi umum ramah lingkungan memanfaatkan energy listrik, penyediaan public charging untuk mobil dan taxi di seluruh kota,penerapan home automation system (untuk optimalisasi energy dan mengurangi pemanfaatan bahan bakar fosil), serta pemanfaatan Smart Grid.

d)       Seattle
Salah satu kota di kawasan Washington Amerika Serikat yang telah menerapkan Smart City dengan baik. Dukungan pemerintah dalam hal beralih ke Green Technology maka selain hemat biaya, juga ramah lingkungan. Selain itu dalam hal tenaga kerja dan bangunan Seattle menggunakan rekrutasi pegawai secara online sehingga menekan jumlah konsumsi kertas. Seattle menerapkan banyak aplikasi dan layanan berbasis mobile untuk Smart City di kotanya ini.
B.     Kawasan di Eropa
a)      Berlin
Salah satu kota terbesar di benua Eropa sekaligus ibukota dari Negara Jerman. Berlin menerapkan teknologi V2G (Vehicle To Grid). Teknologi inimampu menciptakan virtual power plan dari kendaraan listrik di seluruh kota. Selain itu dilakukkkan peningkatan kualitas hidup, inovasi, green ness, melalui pemanfaatan sejumlah teknologi informasi saat ini.
b)        Paris
Kota Paris termasuk salah satu kota besar di benua Eropa yang menerapkan Smart City dengan baik di beberapa bidang kehidupan. Salah satunya di bidang pemerintahan dengan adanya penyelenggaraan pemerintahan secara digital (E-Government)dan tata kelola pemerintahan secara digital (E-Governance). Dengan menyediakan informasi pemerintahan melalui website (komputer dan mobile), dimana masyarakat turut aktif di dalam pemberian saran, usulan, dan partisipasi aktif.

c)      Barcelona
Barcelona menjadi satu kota terpadat di dunia, hal ini menimbulkan permasalahan sosial yang umum dihadapi oleh kota-kota lainnya. Barcelona menerapkan smart city ke dalam solusi cerdas untuk pengurangan emisi karbon, pemanfaatan teknologi ramah lingkungan, pemanfaatan energy dari sinar matahari, implementasi EV (Electric Vehicle),penyediaan infrastruktur untuk charging public, serta pembuatan living lab untuk smart city innovation.

d)     Copenhagen
Ambisi kota ini salah satunya adalah menciptakan kondisi kota yang ramah lingkungan, di mana tingkat emisi karbon mencapai 0% di tahun 2025, memanfaatkan revolusi Green Technology yang banyak memberi manfaat. Dengan adanya Green Technology, Intelligence Street Lighting, serta pemanfaatan solar panel untuk energy public, menjadikan Copenhagen mampu menjadi salah satu Smart City di kawasan Eropa.
C.     Di Kawasan Australia
a)      Melbourne
Melbourne mengimplementasikan Smart City pada banyak bidang kehidupan. Beberapa bidang kehidupan tersebut antara lain mencakup bidang tata kelola pemerintahan (E-Governance), lingkunngan hidup, kualitas hidup masyarakat. Pemanfaatan smart grid, sensor pendeteksi pulusi udara dan tingkat ambang kesehatan. Hal lainnya adalah pengadaan smart system pada layanan publik.
b)      Sydney
Penerapan Smart City di Sydney adalah Smart Grid, yang mampu mengurangi jumlah polusi karbon sehingga tercipta teknologi ramah lingkungan dan hemat sumber daya energy. Hal lainnya adalah penyediaan akses internet di seluruh kota, implementasi Internet of Things/Machine To Machine (IOT)/(M2M)di dalam layanan publik, sarana transportasi ramah lingkungan, penyediaan teknologi Wireless Sensor Network(WSN) di penjuru kota untuk memantau polusi udara dan limbah melalui node sensor dan koneksi internet.
c)      Canberra
Beberapa informasi mengenai implementasi Smart City di kota Canberra. Antara lain berupa Smart Grid untuk menciptakan teknologi yang ramah lingkungan, pemakaian tenaga matahari untuk sumber daya energy, penyediaan sarana transportasi ramah lingkungan,penyediaan charger publik untuk pengisian daya, koneksi internet menjangkau seluruh kota, penyajian informasi secara aplikatif dan mobile dan lain-lain.
D.    Di Indonesia
1.      Jakarta
Sebagai ibukota dari Negara Republik Indonesia, Jakarta tak mau kalah dengan kota-kota lain yang ada di Indonesia. Implementasi smart city yang ada di Jakarta antara lain E-Government, pengambilan keputusan melibatkan masyarakat secara digital, dan sejumlah layanan berbasis online. Ini juga di dukung oleh penataan kota yang lebih baik dan penyediaan akses internet di sejumlah ruang public.
2.      Bandung
Kota bandung merupakan ibukota dari provinsi jawa barat dan salah satu kota terbesar di Indonesia. Kota bandung merupakan salah satu pelopor Smart City. Yang menjadi poin utama penerapan smart city di kota bandung antara lain adalah di bidang transportasi, navigasi, pembelajaran, parker, rumah, pengawasan, energy dan system peringatan dini terhadap bencana. Sejumlah produk berupa aplikasi untuk smart city yang juga banyak dirilis oleh programmer bandung. Bandung juga memiliki sejumlah kegiatan yang berhubungan dengan green computing, cloud computing dan smart city. Kegiatan tersebut diadakan oleh pemerintah kota bandung, institusi pendidikan dan sejumlah perusahaan.
3.      Surabaya
Kota Surabaya merupakan ibukota dari provinsi Jawa Timur. Kota Surabaya menerapkan smart city di tiga bidang, yaituy Smart Governance, Smart Living dan Smart Environment. Contohnya adalah adanya sistem peringatan dini terhadap adanya bencana alam, sistem pengelolaan sampah dan pemantauan volume pembuangan sampah berbasis teknologi, sistem administrasi perijinan berbasiskan teknologi dan online untuk meningkatkan mutu layanan public, system monitoring di area publik untuk meningkatkan keamanan lingkungan dan pemantauan lingkungan non stop. Kota Surabaya memperoleh penghargaan untuk ketiga bidang penerapan smart city pada ajang Smart City Award 2011.

Untuk mewujudkan Smart City, Dibutuhkan Teknologi pendukung Smart City seperti:
a.       Cloud Computing yaitu  IAAS, PAAS, SAAS seperti Public,Private,Community, Hybrid seperti Cluster, Grid, Smart Grid.
b.      Control yaitu Machine to Machine/Internet of Things (M2M/IOT).
c.       Monitoring yaitu Wireless Sensor Network (WSN).
d.      Authentication yaitu Security Network : Client Server, Peer to Peer (P2P), Cloud.
e.       Sensing yaitu Wireless Sensor Network (WSN), GIS (Geographic Information System), Inteligence Transport System (ITS).
Untuk sistem keamanan nya, keamanan Smart City meliputi 3 hal,yaitu:
a.       Sistem (system) yaitu perangkat keras (kompuer server, router, gateway,hotspot), perangkat lunak (sistem operasi, aplikasi, plugin).
b.      Kebijakan (policy, standarisasi) yaitu ISO 27001, Cloud Security Alliance,COBIT, ITIL (Information Technology Infrastructure Library), Multi Tenancy.
c.       Pengguna (user) yaitu aturan ditaati, peduli (aware), pergantian password berkala, social engineering.



Source:
Pratama, I Putu Agus Eka . Smart City beserta Cloud Computing dan Teknologi-Teknologi Pendukung Lainnya . 2014 . Bandung : Informatika.

Web Sevice, OTT, Socket


Web service merupakan suatu komponen software yang merupakan selfcontaining, aplikasi modular self-describing yang dapat dipublikasikan, dialokasikan, dan dilaksanakan pada web (wahli dkk, 2006).
Web service adalah teknologi yang mengubah kemampuan internet dengan menambahkan kemampuan transactional web, yaitu kemampuan web untuk saling berkomunikasi dengan pola program-to-program (P2P). Fokus web selama ini didominasi oleh komunikasi program-to-user dengan interaksi business-toconsumer (B2C), sedangkan transactional web akan didominasi oleh program-toprogram dengan interaksi business-to-business (Gottschalk, 2002).
Komponen  web service yang mana menyediakan fasilitas komunikasi jarak jauh antara dua aplikasi yang merupakan layer arsitektur web service (Tidwell,2001).
a)      Layer 1 : protokol internet standar yang digunakan sebagai sarana transportasi adalah HTTP dan TCP/IP.
b)      Layer 2 : Simple Object Access Protocol (SOAP) berbasiskan XML dan digunakan untuk pertukaran informasi antar sekelompok layanan.
c)      Layer 3 : Web Service Definition Language (WSDL) digunakan untuk mendiskripsikan attribute layanan.
d)     Layer 4 : Universal Description, Discovery and Integration, yang mana merupakan direktori pusat untuk deskripsi layanan.
Web service dibangun di atas beberapa teknologi web, Seperti:
A.    XML (Extended Markup Language)
XML merupakan dasar terbentuknya web service yang digunakan untuk mendeskripsikan data. Pada level paling detail web service secara keseluruhan dibentuk diatas XML. Fungsi utama dari XML adalah komunikasi antar aplikasi, integrasi data, dan komunikasi aplikasi eksternal dengan partner luaran. Dengan standarisasi XML, aplikasi-aplikasi yang berbeda dapat dengan mudah berkomunikasi antar satu dengan yang lain.

B.   SOAP (Simple Object Access Protocol)
SOAP merupakan protokol untuk pertukaran informasi dengan desentralisasi dan terdistribusi. SOAP merupakan gabungan antara HTTP dengan XML karena SOAP umumnya menggunakan protocol HTTP sebagai sarana transport datanya dan data akan dipertukarkan ditulis dalam format XML. Karena SOAP mengunakan HTTP dan XML maka SOAP memungkinkan pihak-pihak yang mempunyai platform, sistem operasi dan perangkat lunak yang berbeda dapat saling mempertukarkan datanya. SOAP mengatur bagaimana request dan respon dari suatu web service bekerja.
C.   WSDL (Web Services Description Language)
WSDL merupakan sebuah bahasa berbasis XML yang digunakan untuk mendefinisikan web service dan menggambarkan bagaimana cara untuk mengakses web service tersebut. Fungsi utama WSDL dalam web service adalah untuk mengotomasi mekanisme komunikasi business-to-business dalam web service melalui protokol internet. WSDL merupakan representasi kontrak antara requestor dan providernya. Secara teknis merupakan representasi kontrak antara kode klien dan kode di server. Dengan menggunakan WSDL klien dapat memanfaatkan fungsi-fungsi publik yang disediakan oleh server.
D.   UDDI (Universal Description, Discovery and Integration)
UDDI adalah sebuah service registry bagi pengalokasian web service. UDDI mengkombinasikan SOAP dan WSDL untuk pembentukan sebuah registry API bagi pendaftaran dan pengenalan service. Ia menyediakan sebuah area umum dimana sebuah organisasi dapat mengiklankan keberadaan mereka dan service yang diberikan (web service).
Web Service di terapkan pada Web Api REST architecture,representational state transfer (REST) adalah salah satu rancang bangun arsitektural sistem web service. REST merupakan salah satu model design rancang bangun web service selain SOAP dan WSDL. REST mulai berkembang pesat karena sistemnya yang lebih sederhana daripada SOAP dan WSDL. Sisi sederhana dari REST yang membuat menarik adalah REST dapat dibangun dengan sedikit tools . Selain itu untuk melakukan testing terhadap REST service dapat dilakukan secara sederhana pada web browser tanpa harus melakukan simulasi client – server. Web API merupakan sebuah perkembangan dalam web service yang menggunakan REST sebagai dasar arsitekturnya. Web API memiliki kemampuan untuk melakukan kombinasi terhadap lebih dari 1 web service yang nantinya akan menghasilkan sebuah aplikasi baru yang diberi nama ­mashup.
Ketika digunakan dalam pengembangan web,  web API membuat rancangan request HTTP lengkap dengan pendefinisian struktur dari pesan, biasanya dibentuk dalam format XML atau JSON. Ketika sedang menjalankan beragam web service, masing – masing sub service tersebut berjalan secara ­autonomous. User tidak memiliki kontrol terhadap masing – masing service tersebut. Dengan segala kemudahan yang ada, web API juga memiliki kekurangan yaitu: penyedia web service dapat merubah, menghilangkan, , ataupun mengupdate program tanpa notifikasi. Reliabilitasnya yang kurang begitu didukung. Kegagalan terkadang muncul ketika dieksekusi
Web API di terapkan di dalam social networking facebook.terbesar dunia yang menyediakan fitur web service bagi para penggunanya. Sebagai seorang pengguna facebook, ketika mulai mengakses sebuah aplikasi pada facebook, kita akan mengirim suatu HTTP request ke server facebook. Request tersebut kemudian diarahkan ke pemilik dari aplikasi tersebut. Ada suatu informasi seperti user ID dan sejenisnya yang akan direquest dari server pemilik aplikasi ke server facebook. Selanjutnya server facebook akan merespon dan mengirimkan data sesuai dengan yang diminta.
Pada framework web service milik facebook, terdapat beberapa komponen yang berkolaborasi, yaitu:
·         Facebook API (Aplication Programming Interface)
·         FBML (Facebook Markup Language)
·         FQL (Facebook Query Language)
·         Facebook Javascript
Over The Top ( OTT)
OTT(Over The Top) adalah teknologi informasi di bidang pendekatan dan pemodelan(yang di implementasikan dalam bentuk aplikasi dan layanan aplikasi) untuk video dan audio streaming,messaging(kirim terima pesan instan) dan jejaring sosial, serta memanfaatkan koneksi internet dari provider(dalam hal ini operator/telco) dan berbasis mobile.Over The Top(OTT) berjalan di Application Layer, Layer teratas pada pemodelan layer TCP/IP maupun OSI.
Di dalam penerapan nya OTT(Over The Top) tidak dapat berdiri sendiri. OTT Service memerlukan adanya Telco Word dan OTT World.Telco World merupakan ranah dimana para penyedia layanan komunikasi dan jaringan komputer (internet) berada. Telco world diisi oleh ISP (Internet Service Provider) dan provider(penyedia) jasa layanan telekomunikasi dan akses internet lainnya. Telco word bertugas menyediakan infrastruktur internet, koneksi internet, dan jalur komunikasi, yang berfungsi menunjang jalannnya fungsionalitass aplikasi dan layanan berbasis .Over The Top(OTT). Contohnya Telkom,Telkomsel,XL dll.
OTT world adalah dunia OTT(Over The Top), dimana para pengembang aplikasi berbasis Over The Top(OTT) berada. Pada ranah OTT world ini, semua penyedia layanan  dan bisnis berada di OTT world. Contohnya: Yahoo, Google, Youtube, Facebook, dan Twitter.
OTT Service adalah semua bentuk produk layanan(sevice) di dunia digital (internet) melalui aplikasi-aplikasi komputer berbasis teknologi OTT(Over The Top) yang memanfaatkan koneksi internet dan infrastruktur internet,yang di sediakan oleh Telco World.Contohnya, layanan streaming audio dan video secara online, layanan jejaring sosial, layanan pesan instan (messaging), dan lain-lain.
Hubungan antara OTT Service  tidak akan dapat berdiri tanpa adanya peran serta dari OTT World dan Telco World. Demikian juga, OTT world tidak akan dapat berdiri sendiri tanpa adanya para pengguna layanan(Dalam hal ini OTT Service) dan penyedia infrastruktur internet(Telco World). Telco World tidak akan memperoleh pemasukan dari penyedia infrastruktur internet tanpa adanya OTT service yang menggunakan beragam layanan dan aplikasi dari OTT World.
Socket
Di dalam jaringan komputer, socket didefenisikan sebagai sebuah endpoint(titik akhir) virual yang digunakan untuk komunikasi antar komputer di jaringan. Dapat dikatakan bahwa socket merupakan tatap muka yang menghubungkan anatara aplikasi dan jaringan komputer.  Socket erat sekali hubungan nya dengan aplikasi, jaringan komputer (internet,intranet), port, dan alamat jaringan IP, dan alamat jaringan (IP address). Semua komponen ini berada pada layer masing-masing, terutama pada Application Layer dan Network Layer.
Socket programming didefenisikan sebagai pemrograman yang dikhususkan pada socket di jaringan komputer. Umumnya menggunakan bahasa pemrograman java, C dan Python. Socket programming dapat dijalankan antar komputer yang terhubung jaringan maupun pada sebuah komputer Stand Alone (Tidak terhubung jaringan apapun). Konsep Socket dan Socket programming selalu berhubungan dengan konsep client-server. Hal ini berarti bahwa, harus ada aplikasi client dan aplikasi server apabila membuat sebuah aplikasi berbasis socket programing.

Source:
Pratama, I Putu Agus Eka . Smart City beserta Cloud Computing dan Teknologi-Teknologi Pendukung Lainnya . 2014 . Bandung : Informatika.
Wahli,U., Burroughs,O., Cline,O., Tung,L., 2006, Services Handbook for WebSphere Application Server 6.1, http://www.redbooks.ibm.com/redbooks/pdfs/
Gottschalk, K., 2002, Introduction to Web services architecture, http:// www.research. ibm.com/journal/sj/412/gottschalk.pdf
Tidwell, D., 2001, Web Services: The Web’s next Revolution, http:// www6.software.ibm.com/developerworks/education/wsbasics/wsbasicsa4. Pdf